Produksi Durian di Temanggung Turun 60 Persen
MAGELANGEKSPRES.COM,TEMANGGUNG – Produksi durian di Desa Ngropoh Kecamatan Kranggan, Temanggung tahun ini menurun hingga 60 persen. Penurunan produksi ini diperkirakan karena banyak bunga yang rontok akibat minimya curah hujan pada bulan Oktober hingga November tahun 2019 lalu. Ketua Kelompok Tani Biso Mukti Desa Ngropoh, Waluyo menjelaskan, menurunnya jumlah produksi durian disebabkan karena pada saat berbunga pada bulan Oktober hingga November lalu belum ada turun hujan hingga mengakibatkanbanyak bunga yang mengering dan akhirnya rontok tidak menjadi bakal buah. “Tahun 2019 lalu termasuk kemarau panjang, sehingga ketika pohon durian mulai berbunga tidak tersiram air hujan. Kondisi ini menyebabkan bunga durian gagal menjadi buah,” terangnya kemarin. Tidak hanya itu lanjut Biso, bakal buah yang saat itu sudah mulai tumbuh juga banyak yang tidak kuat hingga kering berjatuhan. Dengan tingginya tingkat kerontokan bunga dan bakal buah maka secara otomatis produksi buah durian siap panen menjadi sedikit. Persentase penurunan produksi bila dibanding musim panen tahun lalu 2019 mencapai 60 persen. “Turunnya cukup banyak, misalkan tahun 2019 untuk pohon besar berbuah 100 buah durian, untuk tahun ini paling cuma sekitar 30 sampai 40 buah saja. Bahkan ada yang lebih sedikit dan tidak sedikit pula yang sama sekali tidak berbuah,” katanya. Menurutnya dengan berkurangnya produksi buah durian, maka peghasilan petani juga berkurang. Dia mencontohkan jika pada tahun 2019 satu pohon besar diborong dengan Rp6 juta, untuk tahun ini cuma laku Rp1 juta. Sedang harga buah perbiji masih sama seperti tahun lalu rata-rata berkisar antara Rp20.000 hingga Rp50.000 perbuah tergantung besar kecilnya buah. Baca Juga Razia Gabungan, 53 Kendaraan Terkena Tilang Sekretaris Desa Ngropoh Ismanto menjelaskan populasi tanaman buah durian di desanya mencapai 8000 pohon yang dikelola para petani. Bercocok tanam durian menjadi andalan penghasilan warganya karena setiap kali musim panen bisa mendapatkan penghasilan karena durian lokal Ngropoh laku keras dipasaran sebab selain daging buahnya tebal juga bercita rasa khas berbeda dengan durian daerah lain . Hanya saja diakui untuk musim tahun 2020 ini tidak banyak pohon yang berbuah, akibatnya pendapatan petani menurun. “Setiap musim panen, banyak warga maupun pedagang yang berdatangan guna membeli durian Ngropoh yang terkenal buahnya enak dan tebal. Hal ini berdampak positif untuk peningkatan kesejahteraan warga,”ujarnya. Diutarakan, buah durian sudah menjadi ikon Desa Ngropoh. Oleh karena itu pihaknya terus berupaya untuk mempertahankan dan mengembangkanya agar durian khas ngropoh tetap lestari dan dicari para penikmat durian. Para petani selain menanam dan membudidayakan tanaman durian juga mengembangkan tanaman petai dan manggis. Beberapa tanaman tersebut saat ini sudah mulai berbuah sehingga menambah penghasilan petani. Disamping itu dibawah pohon durian, petai dan manggis petani juga menanam ubi-ubian seperti suwek, kerut dan uwi serta tanaman obat-obatan seperti kunyit, jahe, temulawak, temugiring, lempuyang dan lain-lain. “Kita optimis kedepan bisa mewujudkan Desa Ngropoh menjadi sentra durian local unggul. Apalagi saat ini Desa Ngropoh sudah menjadi desa wisata “ Dewi Eramaya “ dibawah binaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Temanggung. Dengan demikian petani berpeluang lebih berdaya sehingga hidupnya bertambah sejahtera,” ujarnya. Guna menambah kapasitas wawasan pengetahuan petani, secara berkala mengikuti berbagai pelatihan baik yang diselenggarakan oleh kelompok tani sendiri maupun pemerintah.(Set)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: